loading...
loading...
Loading...
"Ayah.. Anak-anak bandel nih, keduanya tidak mau mandi, bunda harus mengejar mereka kesana-sini. Kalau sempat ntar bunda masak buat ayah ya.."
"Ayah.. Lengan kanan bunda kok sakit sekali ya. Diangkat saja tidak bisa. Dari semalam seperti ini. Salah tidur mungkin.."
"Ayah.. Kepala bunda berdenyut. Mungkin karena kurang tidur"
"Ayah.. Kakak menangis karena digigit adik kakak, lalu kakak menarik rambut adik hingga ikut menangis. Haduh.. pusing deh.."
"Ayah.. selepas mencuci dan menjemur baju nanti bunda akan memasak untuk ayah.."
"Ayah.. kalau ayah suka, sore ini tolong belikan susu kental ya. Bunda mau buatin puding buat ayah.."
"Ayah.. InsyaAllah Bunda masakkan kari untuk Ayah pulang nanti. Sekarang sedang nemenin anak-anak mewarna.."
Allahurabbi... Kenapa saya menjadi buta seperti ini. Bukankah sebelum itu ia sudah menceritakan kepadaku betapa ia sibuk mengurus rumah dan anak-anak.
Tapi sesibuk-sibuknyapun, ia masih bisa memperhatikanku di kantor bahkan memasak makanan kesukaanku.
"Ya Allah, maafkanlah saya dan rahmatilah dia.."
Dalam hangatnya air mata yang menetes di pipi, aku mencium dahinya dan mengirimkan sebuah pesan:
"Terima kasih sayang, maafkanlah Ayah"
Sumber:http://www.wajibbaca.com/2017/10/karena-tak-dilayani-sang-suami-marahi.html
Loading...
loading...
loading...